Postingan singkat ini sebenarnya dibuat untuk meramaikan
blog seorang teman, yang belakangan merasa kasian dengan blog nya
yang berasa sepi. Bukan, bukan karna saya begitu sombong untuk
mampir ke blog nya, tapi sejenak mengakui, blog yang saya anggap
cukup terkelola (ter-update) dengan baik itu mayoritas membahas
topik yang jauh dari jangkauan otak saya. Meski sempat setahun
lebih berkecimpung dalam dunia berbau teknologi, tapi baiklah,
kecanggihan-kecanggihan itu hanya membuat saya sekedar terpukau,
namun enggan untuk mempelajarinya. Begitulah, ironi nya, anak muda
jaman sekarang, yang sering kali merasa enggan untuk belajar
hal-hal baru. Semangat muda nya yang seharusnya masih berkobar,
tidak ada lagi. Anak muda itu (cuma) saya. Sepertinya.
Teknologi kuanggap sesuatu yang selalu berkembang. Memang begitu, bukan?
Sedikit merendah, untuk orang yang lamban respon seperti saya,
seringkali saya ketinggalan dengan perubahan teknologi. Belum
‘ngeh’ sama yang itu, eh sudah ada lagi yang baru. Memang, perlu
kita acungi jempol bagi para teknoers-teknoers yang berkutat siang
malam untuk ‘memudahkan’ kita dalam menjalani aktivitas
sehari-hari. Hem, saya sampai sulit menjelaskan contoh teknologi apa
yang terasa sekali manfaatnya buat kita. Sebut saja, hal-hal
sesederhana aplikasi words atau excel di komputer kita. Atau
handphone yang hampir setiap saat berada dalam genggaman. Bayangkan
jika tiap saat kita harus antri di Bank untuk mencairkan uang, ATM
menyederhanakan semuanya.
Kecanggihan-kecanggihan itu tentu tidak perlu membuat kita merasa sombong. Yang awam, barang kali tidak sanggup memanfaatkannya. Lagi-lagi orang itu, saya. Menyeragamkan
isi blog ini yang berisi ‘curhat’ colongan, saya pun memilih mundur
dari dunia itu. Saya tidak meninggalkan pengalaman dan segala
manfaat yang diberikan. Hanya meninggalkan predikat ‘tolol’ yang
sayang sekali terus terngiang dalam pikiran saya. Owh, seharusnya
kita semua percaya tidak ada yang tolol di sini. Apa ada yang salah
dengan ‘tidak tahu’. Bagaimana dengan berbuat ‘salah’? Setiap
manusia, toh pernah mengalami itu semua. Plis, jangan bilang tidak.
Apa cuma saya yang pernah mengalami ‘tidak tahu’ dan ‘salah’.
Well, saya mengucapkan selamat. Bagi mereka yang menggelutinya. Yang
sombong silakan jalan terus. Yang tetap rendah hati, saya kasih
peluk penuh haru. Hehe. Yuk, kita belajar teknologi,
sedikit-sedikit. Mudah-mudahan kita segera pintar, tanpa perlu
sombong. Blog milik @ceppek ini bisa jadi salah satu inspirasi
kita, untuk pintar dengan teknologi. Tanpa perlu merasa sombong
😀
Sent from my iPad
+ There are no comments
Add yours